Pada suatu masa, saat asmara di puncak mesranya, si jantan berkata pada para pesaingnya, "Saat ini ada hati yang harus saya jaga agar jangan sampai terluka".
skip to main |
skip to sidebar
Burung-Burung Rantau berkisah mengenai sebuah keluarga bahagia dan kaya. Sang ayah bernama Letnan Jenderal Wiranto, seorang mantan duta besar yang kini menjabat sebagai Komisaris Bank Pusat Negara. Istrinya bernama Yuniati, seorang ibu rumah tangga yang aktif di berbagai kegiatan organisasi, tetapi taat pada suami dan mencintai semua anak-anaknya. Suami-istri ini dikarunia lima orang anak.
Meraih Mimpi
Jadilah bintang paling bersinar di langit tertinggi!
Burung-Burung Rantau
Sinopsis Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B.
Mangunwijaya
Burung-Burung Rantau berkisah mengenai sebuah keluarga bahagia dan kaya. Sang ayah bernama Letnan Jenderal Wiranto, seorang mantan duta besar yang kini menjabat sebagai Komisaris Bank Pusat Negara. Istrinya bernama Yuniati, seorang ibu rumah tangga yang aktif di berbagai kegiatan organisasi, tetapi taat pada suami dan mencintai semua anak-anaknya. Suami-istri ini dikarunia lima orang anak.
Anak pertama,
Anggraini, adalah seorang wanita karier sekaligus janda kaya raya yang ambisius
dalam berbisnis. Anak kedua, Bowo, adalah sarjana fisika-nuklir dan astrofisika
yang bekerja di di Jenewa, Swiss, dan menikah dengan gadis Yunani. Anak ketiga,
Letkol Candra, adalah instruktur pesawat tempur jet yang sempat bertugas di
pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Colorado. Anak keempat, Neti,
adalah sarjana antropologi dan sosiawati kampung kumuh yang berniat tidak mau
menikah. Anak kelima, Edi, adalah korban narkotika yang sudah meninggal sebelum
cerita dimulai.
Cerita dibuka
dengan perbantahan antara Yuniati dan Neti. Perbantahan terjadi karena Neti
tidak mau memakai beha. Sang ibu menganggap perbuatan tersebut tidak senonoh,
terutama karena mereka tinggal di negara Timur. Perbantahan terjadi ketika
mereka akan menjemput Bowo yang pulang ke Indonesia bersama tunangannya,
seorang gadis Yunani bernama Agatha. Tujuan kepulangan Bowo adalah untuk
melamar Agatha sekaligus melangsungkan pernikahan di Yunani.
Dalam pertemuan
keluarga, telah disepakati bahwa semua anggota keluarga akan berangkat ke
Yunani untuk memeriahkan pesta perkawinan Bowo dan Agatha. Keluarga, terutama
Anggi, ngotot diadakan pesta ngunduh mantu
di Jakarta. Namun, Bowo bersikeras menolak usul tersebut. Setelah melalui
sejumlah perbantahan, Bowo memutuskan mau dipestakan asal tidak di ibukota.
Akhirnya diputuskan pesta akan diadakan di Kepulauan Banda.
Di Yunani, Neti
bertemu dengan Gandhi Krishnahatma, seorang duda kasta Brahmana dari India yang
menaruh perhatian besar pada kaum bhangi,
kaum yang dinajiskan. Neti berkenalan
dengan Gandhi ketika menghadiri Asia
Conference for Grassroot Education di Calcutta. Pertemuan tersebut kembali
mengakrabkan Neti dengan Gandhi. Bertiga dengan Candra, mereka berjalan-jalan
melihat peninggalan sejarah Yunani. Keyakinan Neti untuk tidak menikah mulai
goyah. Perjalanan tersebut justru membuat Neti dan Gandhi menjalin tali
percintaan.
Sepulang dari
Yunani, Neti kembali aktif dalam tugas sosial dan mengonsultasikan tesisnya ke
Profesor Baridjo, sang dosen pembimbing. Permasalahan tesis yang dipilih Neti
mengantarkannya melakukan riset ke Swiss.
Sepulangnya Neti dari Swiss, Wiranto
membawa Yuniati dan Neti berlibur ke Kepulauan Banda. Di Kepulauan Banda itu
pula Neti menerima surat dari Gandhi yang menyatakan pemutusan hubungan
percintaan mereka. Pemutusan tersebut karena Gandhi harus menerima karma
keduanya, yaitu menikah dengan janda kembang pilihan orang tua.
Akhir hubungan
yang pahit membuat keyakinan Neti untuk tidak menikah kembali limbung. Neti pun
kembali ke tengah-tengah masyarakat kampung kumuh untuk menjadi sosiawati.
Masih ada banyak hal yang harus dilakukannya untuk menyejahterakan dan
menyetarakan kedudukan kaum lemah.
Analisis Novel Musim Hujan Kali Ini
Musim Hujan
Kali Ini merupakan novel karya Kalpata 1234. Musim Hujan Kali ini
merupakan novel populer jenis teenlit dengan
sasaran pembaca remaja berusia belasan tahun. Novel ini diterbitkan tahun 2006
oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta. Musim
Hujan Kali Ini menceritakan mengenai
tokoh bernama Ve yang mengalami dilema karena dijodohkan oleh orang tuanya. Seolah
ditakdirkan selalu tak punya pilihan, tokoh Ve terpaksa menerima perjodohan
tersebut dan menerima tokoh Fae menjadi suaminya. Setelah menikah, tokoh Ve
berusaha membuat tokoh Fae membencinya dengan bersikap sinis dan tak acuh.
Meskipun demikian, usaha tokoh Ve tidak pernah membuahkan hasil. Tokoh Ve tidak
bisa membuat tokoh Fae menceraikannya. Tokoh Fae malah membuat tokoh Ve
mengalami pergolakan batin. Tokoh Ve mulai jatuh cinta pada suaminya yang
dikenalnya melalui perjodohan. Namun, pernikahan mereka terancam pisah setelah
mama tokoh Fae meninggal. Ancaman akan perpisahan membuat tokoh Ve sadar bahwa
ada perasaan lebih yang dia rasakan pada tokoh Fae. Tokoh Ve berusaha
meyakinkan tokoh Fae bahwa tokoh Ve ingin memperbaiki sikapnya. Akhir cerita,
tokoh Ve menyerahkan hati dan cintanya pada tokoh Fae. Kedua tokoh hidup
bahagia layaknya pasangan suami-istri lain. Berikut analisis dari novel Musim Hujan Kali Ini karya Kalpata 1234.
A. Sampul Novel Musim Hujan Kali ini
Sampul novel Musim
Hujan Kali ini menggunakan paduan
warna-warna gelap, yaitu: hijau tua, merah marun, hitam, dan cokelat tanah. Sampul
menggambarkan seeorang gadis berwajah murung yang sedang berdiri di tengah
hujan sambil memegangi payung berwarna merah. Gadis tersebut sedang memandang
bayangannya di genangan air. Uniknya, bayangan yang terlihat oleh gadis
tersebut tidak sama dengan dirinya. Bayangan di genangan air tersebut
memperlihatkan seorang gadis lincah yang sedang menari dengan riang. Bayangan
tersebut merepresentasikan kehidupan tokoh sebelum menikah, sedangkan gambar
gadis yang murung itu representasi kehidupan tokoh setelah menikah. Tokoh
berpikir bahwa apabila ia menikah di usia muda, maka kebebasannya akan terbelenggu
sang suami sehingga tokoh menjadi murung. Tokoh pun berpikir bahwa kehidupannya
setelah menikah tidak akan bahagia.
Di samping kiri gambar gadis yang memakai payung,
terdapat tulisan judul novel Musim Hujan
Kali ini. Judul ini berhubungan erat dengan jalan cerita novel. Judul ini
juga diperkuat dengan hujan yang digambarkan dalam sampul. Maksud dari judul
dan gambar sampul tersebut adalah cerita dalam novel itu terjadi pada suatu
musim hujan. Novel ini memang berawal saat musim hujan mulai datang dan
berakhir saat masih musim hujan.
B. Tema dalam Novel Musim Hujan Kali ini
Tema
novel Musim Hujan Kali ini adalah
pernikahan terpaksa karena perjodohan orang tua. Tokoh Ve oleh orang tuanya
dipaksa menikah dengan tokoh Fae, begitupun sebaliknya. Tokoh Ve dipaksa
menikah karena dirasa telah cukup umur dan orang tuanya tidak ingin tokoh Ve terjerumus
ke pergaulan yang tidak baik mengingat tokoh Ve adalah seorang model. Tokoh Fe
dipaksa menikah karena hidupnya telah mapan dan umurnya sudah cukup. Mama tokoh
Ve ingin putranya ada yang mendampingi apabila ia meninggal mengingat sakit
jantungnya kian parah.
Meskipun novel ini
mengangkat tema yang sering ditulis oleh penulis lain, novel ini menjadi unik
karena ide cerita yang tidak biasa. Ide cerita novel ini memiliki keunikan
tersendiri. Tokoh utama yang hidup di kota metropolitan dan bekerja sebagai
model belum pernah berpacaran dan menikah dengan cara dijodohkan. Kepolosan
tokoh utama dan gaya humoris juga menjadi nilai tambah novel ini.
C. Alur dalam Novel Musim Hujan Kali ini
Alur novel ini
merupakan alur renggang dengan sedikit tokoh. Kerenggangan alur tersebut
mengakibatkan konflik yang terjalin hanya berpusat pada satu masalah. Dalam
novel ini, konflik terbatas pada masalah kehidupan cinta tokoh Ve. Novel ini
diceritakan runtut dari awal masalah hingga akhir cerita sehingga novel ini
memiliki alur konvensional. Kejadian yang diceritakan dalam novel ini berurutan
dan membentuk sistem cerita yang menyatu.
Pada awal cerita,
konflik sudah mulai terbangun. Cerita berawal dari tokoh mama yang mengabarkan
pada tokoh Ve bahwa dia akan dijodohkan dengan anak kolega papanya. Konflik
dimulai ketika tokoh Ve tidak setuju dengan perjodohannya dan berencana akan
menggagalkan rencana perjodohannya. Di sisi lain, usaha tokoh Ve untuk
menggagalkan perjodohannya tidak pernah membuahkan hasil karena selalu dapat
dipatahkan oleh orang tuanya. Cerita berjalan dengan tokoh Ve yang akhirnya
menerima perjodohannya dengan berat hati.
Konflik mulai naik
ketika tokoh Ve sudah menikah dengan tokoh Fae. Tokoh Ve berusaha membuat
sikapnya di hadapan tokoh Fae kejam agar tokoh Fae membencinya dan
menceraikannya. Sayangnya, tokoh Fae tidak pernah patah semangat, tokoh Fae
malah banyak mengubah sifat tokoh Ve. Tokoh Ve tidak dapat membuat tokoh Fae
membencinya, tetapi malah tokoh Ve yang mengalami banyak perubahan, termasuk
masalah perasaannya pada tokoh Fae. Keputusasaan tokoh Ve akibat tidak dapat
lepas dari pernikahannya dengan tokoh Fae dilampiaskan dengan pulang ke rumah
orang tuanya.
Cerita menuju klimaks
ketika mama tokoh Fae meninggal. Tokoh Ve telah memutuskan akan kembali ke
rumah suaminya, tetapi dia tidak mendapati tokoh Fae di rumah. Belakangan tokoh
Ve baru tahu bahwa mama tokoh Fae masuk rumah sakit. Tokoh Ve menyusul suaminya
ke Bandung. Tokoh Fae dan tokoh Ve berpura-pura mesra di depan mama tokoh Fae
yang tengah sakit parah. Bahkan, tokoh Ve mengatakan bahwa dia tengah hamil
anak Fae. Mama tokoh Fae yang bahagia mendengar kabar tersebut akhirnya
meninggal dengan terseyum.
Konflik utama muncul
setelah mama tokoh Fae meninggal. Tokoh Fae menjadi seorang pemurung dan tidak
mengacuhkan tokoh Ve. Kondisi tokoh Fae membuat tokoh Ve merenungkan segala hal
yang sudah dia lalui bersama suaminya. Pada suatu malam, tokoh Ve memberanikan
diri untuk berbicara dari hati ke hati dengan tokoh Fae. Di luar dugaan, tokoh
Fae menawarkan perceraian pada tokoh Ve.
Cerita menuju
antiklimaks ketika tokoh Ve yang mulai mencintai tokoh Fae menolak usulan bercerai
dari tokoh Fae. Tokoh Ve berusaha meyakinkan tokoh Fae bahwa dia tidak ingin
berpisah dengan tokoh Fae. Akhirnya, tokoh Fae dan tokoh Ve berjanji akan
menghadapi semua masalah bersama-sama. Tokoh Fae dan tokoh Ve sepakat untuk
meneruskan pernikahan mereka. Cerita berakhir bahagia dengan bersatunya cinta
tokoh Ve dan tokoh Fae.
D. Karakter dalam Novel Musim Hujan Kali ini
Novel
Musim Hujan Kali ini memiliki banyak
tokoh yang terlibat dalam cerita. Kebanyakan tokoh hanya merupakan tokoh
pembantu yang hanya muncul sesekali. Tokoh yang banyak muncul dalam jalan
cerita novel ini adalah Ve, Fae, mama Ve, Bella, Marlo, Darren, Jetta, dan mama
Fae. Berikut akan dibahas beberapa karakter tokoh yang cukup mendominasi dalam jalan
cerita novel Musim Hujan Kali ini.
1.
Ve
Tokoh Ve merupakan
tokoh utama novel Musim Hujan Kali ini. Tokoh
Ve adalah seorang gadis cantik, cerdas, pemegang sabuk hitam karate, dan model
iklan berbakat. Usianya sudah 21 tahun, tetapi sifat tokoh Ve masih
kekanak-kanakan. Tokoh Ve adalah tipe gadis keras kepala yang pantang menyerah.
Pada saat akan dijodohkan, tokoh Ve berusaha sekuat tenaga untuk menolak
perjodohan itu, meski pada akhirnya ia terpaksa menerima.
Aku
tidak akan lari. Tapi juga tetap tidak akan mau menerima perjodohan itu,”
tegasku pada Raisa di tengah-tengah acara lari pagi kami Kamis pagi itu (1234,
2006: 51).
Tokoh Ve memiliki karakter yang
sulit diatur dan suka berbuat semaunya. Tokoh Ve tidak mau melakukan sesuatu
yangdi luar kebiasaannya. Tokoh Ve dapat dikatakan sebagai gadis metropolitan
yang matrelialistik. Tokoh Ve cenderung mengukur segala sesuatu dari segi
materi. Sifat ini terbukti dari penggalan berikut:
...................................................................................................................
Aku
pribadi, seperti umumnya perempuan di zaman ini, cenderung memilih materi. Jadi
kesimpulannya, bagaimana kalau sesuatu yang selama ini menjadi hasrat
terpendamku saja? Sebuah mobil yang stabil dipacu dalam kecepatan tinggi! (1234,
2006: 129).
...................................................................................................................
Seperti kata Fae,
karakterku adalah orang yang sulit diatur dan suka berbuat semaunya. Bagaimana
mungkin ada yang bisa membuatku mau melakukan sesuatu yang di luar kebiasaanku?
(1234, 2006:157)
...................................................................................................................
Meskipun demikian, tokoh Ve adalah gadis mandiri
yang tidak ingin menyusahkan orang tua. Di usia 21 tahun, tokoh Ve sudah
bekrrja sebagai model iklan dan membiayai kuliahnya sendiri. Sifat lain yang
dimiliki tokoh Ve adalah tidak pandai menutupi perasaannya dan cenderung
konyol. Di lidah dia bilang tidak, tetapi di hati dia bilang iya. Tokoh Ve
diceritakan sering keceplosan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya ingin
disembunyikannya. Tokoh Ve juga merupakan tipikal orang yang spontan. Ketika
dihadapkan pada pertanyaan yang menyudutkan, tokoh Ve cenderung menjawab dengan
jawaban yang konyol dan tidak masuk akal.
Lirih
aku pun memohon, “Sudah, sudah. Aku mengerti. Sekarang lepaskan pakaianku.”
“Eh?”
gumam Fae, bingung.
Tapi dia benar. Apa yang baru saja
kukatakan? Lepaskan pakaianku?
Tidak,
tidak. Bukan pakaian, melainkan tangan. Seharusnya tangan! (1234, 2006:181).
Karakter tokoh Ve menjadi unik
karena terjadi perubahan karakter pada tokoh Ve. Sebelum menikah, tokoh Ve
tidak pernah mengenal pekerjaan rumah tangga. Tokoh Ve tidak pernah masuk dapur
dan tidak pernah membersihkan rumah. Setelah menikah, tokoh Ve mulai belajar
memasak. Tokoh Ve merasa malu pada tokoh Fae yang pandai memasak. Tokoh Ve
bahkan diam-diam membuatkan brownies untuk
orang tua dan adik-adiknya. Tokoh Ve juga mulai rajin melakukan perkerjaan
rumah tangga, seperti mencuci, menyetrika, dan menyapu lantai. Awalnya, tokoh
Ve melakukan semua pekerjaan itu karena terpaksa. Namun, seiring berjalannya
waktu, tokoh Ve mulai menikmati rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.
2.
Fae
Tokoh
Fae adalah lelaki metropolitan yang cerdas, mapan, dan tampan. Di usia 26
tahun, tokoh Fae telah memiliki rumah dan sebuah mobil yang dibeli dari hasil
kerjanya sendiri. Berikut kesan pertama tokoh Ve ketika bertemu tokoh Fae.
Yang terlihat
olehku justru sesosok ramping dengan kulit kecokelatan terbakar matahari yang
bersih dan agak bercahaya. Sebuah wajah penuh ketenangan yang benar-benar
memikat seperti yang pernah dikatakan Mama.
Dan, saat bibit itu melempar
sebuah senyum datar ke selimutku, cukup membuat darah tubuhku berdesir cepat
dan membuat bagian pikiranku yang menampung ingatan akan Darren seketika
tertutup (selama sampai dua hari kemudian aku kembali bertemu Darren di kampus)
(1234, 2006: 61).
Tokoh Fae adalah laki-laki yang
sangat menghargai wanita dan takut kehilangan wanita yang dicintainya. Tokoh
Fae adalah sosok bertanggung jawab, lembut, dan antikekerasan. Tokoh Fae juga
pandai memasak dan tidak malu mengerjakan pekerjaan rumah.
Aku
pun bergegas ke dapur yang letaknya sebelah ruang makan... peralatan masak
berantakan!
Tentu
aku tak percaya begitu saja kalau itu bukti bahwa dia baru saja memasak.
Mengikuti naluri yang lumayan peka, aku pun segera beralih ke kulkas. Sialnya,
di sana aku justru mendapati kenyataan yang lebih mengerikan lagi. Daging beku
dan sayur-sayuran mentah! Padahal kemarin tidak ada! (1234, 2006: 145-146).
Tokoh Fae adalah pekerja keras yang tidak mudah
menyerah. Tokoh Fae terus berjuang untuk meluluhkan hati tokoh Ve. Di sisi
lain, tokoh Fae bisa menjadi sangat rapuh ketika harus kehilangan orang yang
sangat dia sayangi. Ketika mamanya meninggal, tokoh Fae berubah menjadi orang
yang pemurung dan pendiam. Namun, kesedihan tersebut dapat segera diatasi
ketika masalahnya dengan tokoh Ve pun teratasi.
3.
Darren
Tokoh Darren merupakan
sosok laki-laki tampan berpostur tubuh atletis. Tokoh Darren merupakan anggota
sebuah kelompok motor yang suka kebut-kebutan dan menyukai motor yang suaranya
meraung-raung. Tokoh Darren juga bisa capoeira dan memiliki banyak pengalaman
berkelahi. Tokoh Darren memiliki tinggi badan sekitar 170 cm.
...................................................................................................................
Darren
bisa capoeira dan juga anggota sebuah kelompok motor. Pengalaman berkelahinya
banyak. Sementara, dia hanya sedikit lebih tinggi dari Darren yang kuperkirakan
sekitar 170 senti. Tahu apa soal berkelahi? Kenapa tidak menghindar saja? (1234,
2006:102).
...................................................................................................................
Masalahnya,
bukan karena Darren adalah anggota sebuah kelompok motor dan suka
kebut-kebutan, melainkan Darren yang kebetulan pernah beberapa kali bertandang
ke rumah punya motor yang suaranya “meraung-raung”! (1234, 2006:30).
...................................................................................................................
Tokoh Darren adalah
teman kuliah tokoh Ve. Tokoh Darren memendam rasa cinta pada tokoh Ve. Tokoh
Darren merasa patah hati ketika mengetahui tokoh Ve dijodohkan oleh orang
tuanya. Namun, tokoh Darren adalah lelaki yang pantang menyerah dan pemberani.
Tokoh Darren mendatangi orang tua tokoh Ve dan menyatakan rasa cintanya pada
tokoh Ve. Tokoh Darren megambil keputusan untuk melamar tokoh Ve demi
membuktikan rasa cintanya. Tokoh Darren memiliki kemauan yang keras.
“Saya ingin melamar Via,” tuturnya tegas
menjelaskan maksud kedatangannya pada Papa dan Mama setelah kami berempat
berkumpul di ruang tamu. Tanpa Fae yang untuk sementara terpaksa kutinggal di
teras. “Memang saat ini saya belum punya apa-apa yang bisa dibanggakkan maupun
kecukupan materi untuk hidup berkeluarga. Tapi saya berusaha keras untuk menjadi
suami yang baik baik istri saya. ” (1234, 2006:98).
E. Sudut Pandang dalam Novel Musim Hujan Kali ini
Sudut pandang yang
digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku utama. Karakter
utama dalam novel ini bercerita dengan kata-katanya sendiri. Dalam novel ini,
Ve menjadi tokoh sentral yang menceritakan segala kejadian yang terdapat dalam
jalan cerita novel.
Ya, aku, Sylvia Anggraeni, si model iklan media
cetak yang cukup dikenal dan merupakan bintang pelajar di fakultasnya ini
dijodohkan (1234, 2006:7).
Penulis menggunakan
sudut pandang orang pertama pelaku utama dengan gaya yang unik. Penulis
terkesan menggambarkan tokoh utama sebagai sosok yang sombong karena banyak paragraf
menggambarkan kepercayaan diri tokoh utama yang berlebihan. Namun, kepercayaan
diri tersebut malah menjadi nilai lebih novel ini karena apa yang disombongkan
oleh tokoh utama memang apa yang menjadi prestasi dan kepunyaannya. Kesombongan
ini malah bisa menjadi pelecut semangat pembaca agar bisa menjadi berprestasi
seperti si tokoh utama.
F.
Latar
dalam Novel Musim Hujan Kali Ini
Novel ini mengambil
latar tempat di dua kota besar Indonesia, yaitu Jakarta dan Bandung. Namun,
latar tempat yang lebih dominan adalah di wilayah Jakarta. Latar tempat di
Jakarta berada di rumah orang tua Ve, rumah Fae dan Ve, dan beberapa tempat
lain yang mendukung jalan cerita novel. Latar tempat di Bandung berlokasi di
sebuah rumah sakit dan rumah orang tua Fae.
...................................................................................................................
Bandung,
kota kelahiran Fae, adalah sebuah kota yang terletak di daerah pegunungan yang
sepengetahuanku tak kalah kumuh dna gersangnya dari Jakarta-ku (1234, 2006:55).
...................................................................................................................
Sekarang
aku sedang berada di dalam kereta eksekutif menuju Bandung. Hanya dengan bekal
satu tas travel berisi beberapa potong pakaian yang sempat kuisikan sebelum
meninggalkan rumah (1234, 2006:218).
...................................................................................................................
Latar waktu novel ini
adalah pada suatu musim hujan. Novel ini dikisahkan dari awal musim hujan mulai
datang dan berakhir juga pada saat masih musim hujan. Latar ini dibuktikan
dalam beberapa kutipan berikut:
...................................................................................................................
Bulan
ini agaknya bulan kelabu bagiku. Awan mendung seolah membayangi setiap
langkahku. Padahal musim hujan belum lama berjalan (1234, 2006:95).
...................................................................................................................
Di
tengah perjalanan hujan deras. Aku terpaksa berteduh dulu lumayan lama.
Kautahu, aku pulang dengan motor (1234, 2006:291).”
...................................................................................................................
Blog Archive
Followers
About Me
- Ardila Chaka
- Pejuang mimpi, penikmat senja, penyuka bukit dan pantai, penunggu kereta. Terus berusaha menjadi baik.
Sample Text
About this blog
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Welcome :-)
Diberdayakan oleh Blogger.
Social Icons
Popular Posts
-
Musim Hujan Kali Ini merupakan novel karya Kalpata 1234. Musim Hujan Kali ini merupakan novel populer jenis teenlit dengan sa...
-
I’m Somebody Else merupakan novel pertama Ade Kumalasari, alumnus jurusan Kimia Universitas Gadjah Mada. Meski kuliah d...
-
Sinopsis Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya Burung-Burung Rantau berkisah mengenai sebuah keluarga bahagia dan kaya...
-
a. Surat Kepercayaan Gelanggang Surat Kepercayaan Gelanggang ditulis oleh Chairil Anwar, Asrul Sani, Rivai Apin, dan I...
-
Cinta Sepanjang Amazon merupakan salah satu novel populer karya Mira W. Novel ini menceritakan mengenai cinta seorang pria yang sepanja...
-
Senja itu, hujan turun melalui titik-titik kecil yang indah. Kau memandangku dari kejauhan yang tak terlihat oleh mata siapapun, kecuali ak...
-
Memahami orang lain bukan pekerjaan sepele. Pemahaman akan individu memerlukan relasi timbal-balik. Pemahaman tidak bisa didapat jika...
-
Aku ingin seperti Zakiah Nurmala yang dicintai begitu tulus dan diperjuangkan begitu gigih oleh Arai, sang simpai keramat dengan berjuta ...
-
“Genremu tuh nonfiksi. Lihat tuh cerpenmu aja kaya nonfiksi.” ucap salah seorang teman. “Cerpennya bagus, tapi kata-kata yang kamu gun...
-
Alhamdulillah... novel perdana ini telah resmi diluncurkan ke pasaran sejak bulan Februari lalu. Antusiasme pembaca cukup tinggi dilihat ...