Burung-Burung Rantau

0



Sinopsis Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya


Burung-Burung Rantau berkisah mengenai sebuah keluarga bahagia dan kaya. Sang ayah bernama Letnan Jenderal Wiranto, seorang mantan duta besar yang kini menjabat sebagai Komisaris Bank Pusat Negara. Istrinya bernama Yuniati, seorang ibu rumah tangga yang aktif di berbagai kegiatan organisasi, tetapi taat pada suami dan mencintai semua anak-anaknya. Suami-istri ini dikarunia lima orang anak.
Anak pertama, Anggraini, adalah seorang wanita karier sekaligus janda kaya raya yang ambisius dalam berbisnis. Anak kedua, Bowo, adalah sarjana fisika-nuklir dan astrofisika yang bekerja di di Jenewa, Swiss, dan menikah dengan gadis Yunani. Anak ketiga, Letkol Candra, adalah instruktur pesawat tempur jet yang sempat bertugas di pangkalan Angkatan Udara Amerika Serikat di Colorado. Anak keempat, Neti, adalah sarjana antropologi dan sosiawati kampung kumuh yang berniat tidak mau menikah. Anak kelima, Edi, adalah korban narkotika yang sudah meninggal sebelum cerita dimulai.
Cerita dibuka dengan perbantahan antara Yuniati dan Neti. Perbantahan terjadi karena Neti tidak mau memakai beha. Sang ibu menganggap perbuatan tersebut tidak senonoh, terutama karena mereka tinggal di negara Timur. Perbantahan terjadi ketika mereka akan menjemput Bowo yang pulang ke Indonesia bersama tunangannya, seorang gadis Yunani bernama Agatha. Tujuan kepulangan Bowo adalah untuk melamar Agatha sekaligus melangsungkan pernikahan di Yunani.
Dalam pertemuan keluarga, telah disepakati bahwa semua anggota keluarga akan berangkat ke Yunani untuk memeriahkan pesta perkawinan Bowo dan Agatha. Keluarga, terutama Anggi, ngotot diadakan pesta ngunduh mantu di Jakarta. Namun, Bowo bersikeras menolak usul tersebut. Setelah melalui sejumlah perbantahan, Bowo memutuskan mau dipestakan asal tidak di ibukota. Akhirnya diputuskan pesta akan diadakan di Kepulauan Banda.
Di Yunani, Neti bertemu dengan Gandhi Krishnahatma, seorang duda kasta Brahmana dari India yang menaruh perhatian besar pada kaum bhangi, kaum yang dinajiskan. Neti berkenalan dengan Gandhi ketika menghadiri Asia Conference for Grassroot Education di Calcutta. Pertemuan tersebut kembali mengakrabkan Neti dengan Gandhi. Bertiga dengan Candra, mereka berjalan-jalan melihat peninggalan sejarah Yunani. Keyakinan Neti untuk tidak menikah mulai goyah. Perjalanan tersebut justru membuat Neti dan Gandhi menjalin tali percintaan.
Sepulang dari Yunani, Neti kembali aktif dalam tugas sosial dan mengonsultasikan tesisnya ke Profesor Baridjo, sang dosen pembimbing. Permasalahan tesis yang dipilih Neti mengantarkannya melakukan riset ke Swiss.
Sepulangnya Neti dari Swiss, Wiranto membawa Yuniati dan Neti berlibur ke Kepulauan Banda. Di Kepulauan Banda itu pula Neti menerima surat dari Gandhi yang menyatakan pemutusan hubungan percintaan mereka. Pemutusan tersebut karena Gandhi harus menerima karma keduanya, yaitu menikah dengan janda kembang pilihan orang tua.
Akhir hubungan yang pahit membuat keyakinan Neti untuk tidak menikah kembali limbung. Neti pun kembali ke tengah-tengah masyarakat kampung kumuh untuk menjadi sosiawati. Masih ada banyak hal yang harus dilakukannya untuk menyejahterakan dan menyetarakan kedudukan kaum lemah.

0 komentar:

Posting Komentar