Diantara Tiga Jalur

0


“Genremu tuh nonfiksi. Lihat tuh cerpenmu aja kaya nonfiksi.” ucap salah seorang teman.
“Cerpennya bagus, tapi kata-kata yang kamu gunakan terlalu formal. Aku suka tulisanmu yang dulu. Bahasanya enak, topiknya anak muda banget. Hehehe...” ucap salah seorang teman yang lain.
“Ih, tulisanmu kok menye-menye banget sih. Cinta-cintaan, mana kata-katanya alay banget.” ini komentar teman yang lain.
            Halo... kata-kata dalam tiga komentar di atas bikin mikir lho. Jadi, aku ini ada di jalur yang mana? Komentar pertama menyatakan bahwa aku adalah orang nonfiksi. Komentar kedua menyatakan kekurangsukaan terhadap tulisan fiksi seriusku dan sambutannya terhadap tulisan fiksi populerku. Komentar ketiga mengritik pedas tulisan fiksi populerku. Kegalauan pun melanda. Mana diantara tiga genre tersebut yang harus aku seriusi?
            Ah... inilah resiko penulis amatir yang sangat bergantung pada mood. Genre tulisan sangat bergantung pada mood saat menulis. Maunya apa, ya itu yang ditulis. Asyik nulis fiksi serius hasilnya jadi serius banget, sampai susah dipahami. Asyik nulis fiksi populer, eh jadinya populer banget. Kata-kata alay menyebar ke seluruh isi cerita. Kalau lagi pengen nulis nonfiksi, telitinya nggak ketulungan. Aduh....
            Sering sih kepikiran buat menentukan satu genre saja. Namun, terlalu berat untuk memilih diantara tiga jalur tersebut. Ketiga genre tersebut belum ada yang bisa meyakinkanku untuk benar-benar memutuskan pilihan. Belum bisa menguasai ketiganya sih, tapi.... aku suka ketiganya. Tentunya, tergantung mood saat mau nulis sih. Huh, ya sudahlah. Perjalanan masih panjang. Masih banyak waktu untuk belajar dan menentukan pilihan. Biarkan hidup mengalir bagai air. Apapun genreku kelak, itu yang terbaik. Mungkin aku akanjadi seorang penulis fiksi populer. Mungkin juga aku akan jadi penulis nonfiksi. Mungkin lagi aku akan jadi penulis fiksi serius. Mungkin aku akan menjadi penulis nonfiksi, fiksi serius, dan fiksi populer. Atau mungkin aku malah tidak akan menjadi penulis ketiga genre tersebut. Percayakan semuanya pada Allah Yang Maha Kuasa.