“Genremu tuh nonfiksi. Lihat
tuh cerpenmu aja kaya nonfiksi.” ucap salah seorang teman.
“Cerpennya bagus, tapi
kata-kata yang kamu gunakan terlalu formal. Aku suka tulisanmu yang dulu. Bahasanya
enak, topiknya anak muda banget. Hehehe...” ucap salah seorang teman yang lain.
“Ih, tulisanmu kok menye-menye
banget sih. Cinta-cintaan, mana kata-katanya alay banget.” ini komentar teman
yang lain.
Halo...
kata-kata dalam tiga komentar di atas bikin mikir lho. Jadi, aku ini ada di
jalur yang mana? Komentar pertama menyatakan bahwa aku adalah orang nonfiksi. Komentar
kedua menyatakan kekurangsukaan terhadap tulisan fiksi seriusku dan sambutannya
terhadap tulisan fiksi populerku. Komentar ketiga mengritik pedas tulisan fiksi
populerku. Kegalauan pun melanda. Mana diantara tiga genre tersebut yang harus
aku seriusi?
Ah...
inilah resiko penulis amatir yang sangat bergantung pada mood. Genre tulisan sangat bergantung pada mood saat menulis. Maunya apa, ya itu yang ditulis. Asyik nulis
fiksi serius hasilnya jadi serius banget, sampai susah dipahami. Asyik nulis
fiksi populer, eh jadinya populer banget. Kata-kata alay menyebar ke seluruh
isi cerita. Kalau lagi pengen nulis nonfiksi, telitinya nggak ketulungan. Aduh....
Sering
sih kepikiran buat menentukan satu genre saja. Namun, terlalu berat untuk
memilih diantara tiga jalur tersebut. Ketiga genre tersebut belum ada yang bisa
meyakinkanku untuk benar-benar memutuskan pilihan. Belum bisa menguasai
ketiganya sih, tapi.... aku suka ketiganya. Tentunya, tergantung mood saat mau nulis sih. Huh, ya
sudahlah. Perjalanan masih panjang. Masih banyak waktu untuk belajar dan
menentukan pilihan. Biarkan hidup mengalir bagai air. Apapun genreku kelak, itu
yang terbaik. Mungkin aku akanjadi seorang penulis fiksi populer. Mungkin juga
aku akan jadi penulis nonfiksi. Mungkin lagi aku akan jadi penulis fiksi
serius. Mungkin aku akan menjadi penulis nonfiksi, fiksi serius, dan fiksi
populer. Atau mungkin aku malah tidak akan menjadi penulis ketiga genre
tersebut. Percayakan semuanya pada Allah Yang Maha Kuasa.